Rabu, 09 Maret 2011

BESRIAPLAH..!!! Anda Akan Mati…!!!


♥ ^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Semua orang meyakini, setiap yang bernyawa pasti akan mati. Tidak ada seorang pun bisa mengingkari ataupun menghindarinya, meski menggunakan teknologi secanggih apapun.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman yang artinya :

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS An Nisaa’ : 78)

Permasalahan selanjutnya, bagaimana menyikapi kematian? Menyikapi pernyataan ini, manusia berbeda-beda, tergantung kadar keimanan dan ilmunya tentang kematian itu serta hal-hal yang berhubungan dengannya.

Kemtian manusian diawali dengan proses yang disebut saaratul maut. Tahapan tercabutnya nyawa manusia dari jasad. Detik-detik ini sangat menegangkan lagi menyakitkan. Penderitaan yang terjadi selama pencabutan nyawa akan dialami setiap makhluk . Namun tingkat kepedihan setiap orang berbeda-beda.

Dalam hadist diceritakan, bahwa ruh orang-orang yang beriman akan mendapatkan kemudahan keluar dari jasadnya, bagikan aliran cucuran air dari mulut kantong kulit. Namun, bagaimanapun mudahnya ruh keluar, tetap saja jasad akan mengalami rasa sakit yang luar biasa. Siapakah yang lebih baik amalnya dibanding Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam..?? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam adalah hamba Allah Subhanahu wata’ala yang paling mulia. Meski demikian, Beliau tetap merasakan penderitaan ketika ruh keluar dari jasad Beliau yang mulia.

Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, berkata :

“Tatkala kondisi Nabi makin memburuk, Fathimah berkata : “Alangkah berat penderitaanmu, wahai ayahku”, Beliau menjawab: “Tidak ada penderitaan atas ayahmu setelah hari ini…”"

Inilah keadaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam, lalu bagaiman dengan orang-orang mukmin lainnya.??

Adapun orang kafir, maka ruhnya akan keluar dengan susah payah. Dia akan sangat tersiksa dengannya. jeritan histeris, penyesalan, akan mengiringi akhir ajalnya yang tragis, kematian dalam lembah kekufuran.!! Seperti dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam dalam hadistnya, Malaikat Maut akan mengatakan :

“Wahai jiwa yang keji.!! Keluarlah engkau menuju kemarahan Allah Subhanahu wata’ala dan kemurkaan-Nya.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam kemudia menggambarkan proses keluarnya ruh orang kafir. dan kemudian beliau bersabda :

“Ruh bercerai-berai dalam jasadnya, maka ia (Malaikat Maut) mencabut (ruhnya) layaknya mencabut Saffud (penggerek) yang banyak mata besinya dari bulu wol yang basah.”

Persiapan ruh dengan tubuhnya bukan akhir babak kehidupan manusia. Alam barzakh, fase kehidupan di alam kubur, menjadi tempat peristirahatan sementara, dan akan disusul oleh kehidupan lainya yang kekal abadi di akhirat kelak.

Kondisi seseorang di alam penantian ini, juga sangat tergantung dengan amalannya ketiak hidup di dunia. Jika amalannya baik maka ia akan menuai hasil amal kebaikan di alam kubur yang sempit itu, yaitu akan diperluas oleh Allah Subhanahu wata’ala, sarat dengan cahaya. Sebaliknya, jika amalan jelek yang memenuhi catatan amalnya, maka kuburnya akan menyempit dan menghimpitnya, dan siksa yang pedih akan dia rasakan.

Akankah kita dapat meloloskan diri dari siksa kubur.???
Bagaiman persiapan kita menyambut kedatangan Malaikat Maut.??
Apakan perhatian kita sudah sangat tinggi untuk membekali diri.??
Atau ternyata tipu daya syahwat telah menutup mata kita rapat-rapat dan melupakan untuk waspada sejak dini, dalam menghadapi kehadiran ajal yang tidak akan dielakkan.??

Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan, agar Dia membantu memperbaiki amal ibadah kita.
Wallahu a’lam Bishawab

Semoga bermanfaat untuk kita semua ... Amiin Ya Rabb

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك

Minggu, 06 Maret 2011

Keutamaan Istighfar


♥ ^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Dari Al Aghor Al Muzani Radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

“Bahwasanya terkadang timbul perasaan yang kurang baik dalam hati dan aku membaca istighfar (mohon ampun) kepada Allah seratus kali dalam sehari”. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Saya mendengar
Rasulullaah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

“Demi Allah, sesungguhnya aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari”. (HR. Bukhari)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menghilangkan kalian dari muka bumi dan Allah akan mendatangkan suatu kaum lain yang berbuat dosa, lalu beristighfar (memohon ampun) kepada Allah Ta’ala. Dan Allah mengampuni mereka”. (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:
“Kami menghitung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam membaca :

“Robbighfirlii watub ‘alaiyya innaka antat tawwaaburrohiim”
(Ya Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang) ..sebanyak seratus kali dalam satu majlis”. (HR. Abu Dawud & At Tirmidzi)

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa membiasakan beristighfar, maka Allah melapangkan kesempitannya dan memudahkan segala kesulitannya dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tiada disangka-sangka”. (HR. Abu Dawud)

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang berdoa:
“Astaghfirullaahalladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaihi”
(Saya mohon ampun kepada Allah Dzat yang tidak ada sesembahan yang benar melainkan Dia yang Maha Hidup, lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya dan saya bertaubat kepada-Nya), maka diampunilah dosa-dosanya walaupun lari dari perang”. (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi & Al Hakim, Berkata Al Imam An Nawawi: hadits ini shahih berdasarkan syarat Al Bukhari & Muslim)

Penjelasan Syaikh Muhammad Bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullah berkenaan dengan riwayat-riwayat diatas:

Berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam,
sebagaimana yang diriwayatkan Al Aghor Al Muzani Radhiyallahu ‘anhu:

(“Bahwasanya terkadang timbul perasaan yang kurang baik dalam hati”) yakni sesuatu yang membuat kalut pikiran dan perasaan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam (“dan aku membaca istighfar (mohon ampun) kepada Allah seratus kali dalam sehari”) kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam mengucapkan istighfar (astaghfirullah) dalam sehari sebanyak seratus kali.

Perhatikan perangai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam diatas, padahal Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengampuni dosa-dosa beliau Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam yang telah lalu dan yang akan datang, namun Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam tetap beristighfar memohon ampun kepada Allah.

Maka bagaimana dengan kita? dimana kita memiliki hati yang keras, bahkan mati dan tidak terlintas rasa kurang baik dalam hati serta pikiran ketika melakukan dosa-dosa dan pelanggaran. Dan sungguh engkau akan dapati manusia sangat sedikit untuk menaruh perhatian dalam masalah ini. Oleh karena itu sudah semestinya bagi manusia meneladani perangai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam yang mulia, yakni dengan banyak beristighfar sebagaimana yang dinyatakan Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhuma, “Kami menghitung Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam membaca :

“Robbighfirlii watub ‘alaiyya innaka antat tawwaaburrohiim”
(Ya Tuhan, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang) ..sebanyak seratus kali dalam satu majlis”. (HR. Abu Dawud & At Tirmidzi)

Demikian yang diamalkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wasallam, dan itu merupakan suatu kenikmatan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas hamba-Nya ketika si hamba terpedaya untuk berbuat dosa dan kemudian beristighfar memohon ampun kepada Allah.

“Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, seandainya kalian tidak berbuat dosa, niscaya Allah akan menghilangkan kalian dari muka bumi dan Allah akan mendatangkan suatu kaum lain yang berbuat dosa, lalu beristighfar (memohon ampun) kepada Allah Ta’ala. Dan Allah mengampuni mereka”. (HR. Muslim)

Riwayat diatas memberikan motivasi bagi manusia, agar mau bersungguh-sungguh dalam beristighfar dan memperbanyaknya. Karena dengan sebab itu manusia dapat mencapai derajat orang-orang yang suka beristighfar kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Sebagaimana yang dinyatakan Abu Dawud dalam Sunan-nya:

“Barangsiapa membiasakan beristighfar, maka Allah melapangkan kesempitannya dan memudahkan segala kesulitannya dan memberi rizki kepadanya dari arah yang tiada disangka-sangka”.

(Barangsiapa membiasakan beristighfar) yakni dalam keadaan terus-menerus beristighfar dan memperbanyaknya, maka akan menjadi sebab untuk melapangkan kesempitan dalam hidupnya dan memudahkan segala kesulitannya serta memberi rizki kepadanya dari arah yang tiada disangka-sangka.

Hadits-hadits yang berkenaan dengan keutamaan Istighfar dan pujian serta motivasi bagi pelakunya sangatlah banyak. Maka wajib atasmu wahai saudaraku untuk memperbanyak istighfar. Yang paling banyak diucapkan:

“Allahummaghghfirli (Ya Allah ampunilah aku), Allahummarhamni (Ya Allah rahmatilah aku),
Astaghfirullaaha wa atuubu ‘ilaih (Aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya)
dan lafadz-lafadz yang semisalnya.

Semoga pada hari kiamat kelak engkau berjumpa dengan Allah dalam keadaan dijawab permohonanmu, dan Allah mengampunimu. Wallahul muwaffiq.

Semoga bermanfaat untuk kita semua ... Amiin Ya Rabb

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك

_________________________________________________________________________________

Syaikh Muhammad Bin Shalih Al ‘Utsaimin Rahimahullaah (Syarh Riyadhus Shalihin, Hal. 559 – 560)
Penterjemah : Fikri Abul Hassan

Indikasi Munafik



♥ ^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam bersabda:

“Tanda-tanda keimanan seseorang ialah mencintai Al-Anshar (para shahabat Nabi yang tinggal di Madinah ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam hijrah), dan tanda-tanda kemunafikan seseorang ialah mencela Al-Anshar”. (HR. Bukhari no. 3784 dan Muslim no. 74)

Dan sabdanya Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam:

“Tidaklah mencintai para shahabatku dari kalangan Anshar melainkan dia seorang mukmin, dan tidaklah membencinya melainkan seorang munafik”. (HR. Bukhari no. 3783 dan Muslim no. 75)

Berkata Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin Rahimahullah berkenaan dengan riwayat-riwayat diatas:

Termasuk prinsip Ahlus Sunnah Wal Jama’ah ialah menjaga hati-hati mereka dan lisan-lisan mereka dari para shahabat Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam. Yakni menjaga hati mereka dari perasaan benci, dengki dan dendam serta berbagai bentuk ketidaksenangan. Juga menjaga lisan-lisan mereka dari segenap perkataan yang tidak pantas ditujukan kepada para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum.

Maka hati Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selamat dari itu semua, dan mengisi hati mereka dengan penuh kecintaan, kemuliaan dan pengagungan terhadapa para shahabat Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam dengan sepantasnya. Maka Ahlus Sunnah Wal Jama’ah mencintai para shahabat Rasulillah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam dan mengutamakan mereka atas segenap manusia.

Karena mencintai mereka sebagai bentuk ekspresi kecintaan terhadap Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam, dan mencintai Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam sebagai wujud kecintaan kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Lisan-lisan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah selalu dibasahi dengan sanjungan dan pujian, keridhaan, kasih sayang, serta permohonan ampun (istighfar) atas para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum.

Dan termasuk dari keutamaan para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum ialah bahwa generasi mereka merupakan generasi terbaik dari generasi kehidupan manusia yang ada dimuka bumi, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam:

“Sebaik-baik manusia ialah pada generasiku (yakni para shahabat Nabi), kemudian generasi setelahnya (Tabi’in yakni murid-murid shahabat Nabi), kemudian generasi setelahnya (Tabi’it Tabi’in yakni murid-murid Tabi’in)”. (HR. Bukhari)

Para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum menjadi perantara (penyambung lidah) antara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam dengan ummatnya dalam menyampaikan risalah dakwah. Dimana mereka Radhiyallahu ‘anhum mendiktekan keterangan kepada ummat tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan Asy-Syari’ah (ketentuan agama). Dan mereka Radhiyallahu ‘anhum turut berperan dalam peristiwa-peristiwa bersejarah kegemilangan Islam.

Para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum juga berperan dalam menyebarkan syi’ar-syi’ar Islam dan keutamaan-keutamaan ajarannya ditengah ummat; berupa kejujuran, ketulusan, akhlaq serta adab prilaku mulia, yang tidak didapati pada selain mereka.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam memberikan pujian yang khusus terhadap mereka para shahabatnya Radhiyallahu ‘anhum, sebagaimana sabdanya:

“Janganlah kalian mencela para shahabatku, demi jiwaku yang berada di tangan-Nya; seandainya kalian berinfaq dengan satu gunung uhud emas; sungguh kalian tidak akan dapat menandingi seorang pun dari mereka, pun tidak setengahnya”.

Yang diajak bicara Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam dalam riwayat diatas ialah Khalid Bin Walid, ketika terjadi sesuatu antara dia dengan Abdurrahman Bin ‘Auf Radhiyallahu ‘anhu yakni disaat terjadinya pertikaian pada Bani Khuzaimah; maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Aalihi Wasallam berkata:

“Janganlah kalian mencela shahabatku…”

Tidak diragukan lagi bahwa Abdurrahman Bin ‘Auf dan semisalnya lebih utama daripada Khalid Bin Walid, karena Abdurrahman Bin ‘Auf lebih dulu masuk Islam.

Maka tidak halal bagi seorangpun mencela para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum secara keumumannya, dan tidak pula halal mencela seorangpun dari mereka secara khusus. Karena mencela para shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhum secara keumumannya merupakan bentuk kekafiran; dan tidak ada keraguan dalam mengkafirkan orang yang ragu dalam mengkafirkannya.

Adapun jika mencela mereka secara khusus (personal), maka perlu ditelusuri motif pencelaannya. Terkadang ada orang yang mencela shahabat Nabi Radhiyallahu ‘anhu dari sisi fisiknya atau mungkin juga dari sisi agamanya, alhasil setiap orang dalam perkara ini dihukumi dengan tidak ada unsur kesombongan.
Wallahu a’lam bis shawab..

Semoga bermanfaat untuk kita semua ... Amiin Ya Rabb

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك

__________________________________________
________________________________________
Syarhul Kaba’ir Hal. 200 – 201 (Syaikh Muhammad Bin Shalih Utsaimin Rahimahullah)
Penterjemah : Fikri Abul Hassan

Langkah Setan Menelanjangi Wanita ( Bag: 2 Habis )


♥ ^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Terbuka Sedikit Demi Sedikit

Kini setan melangkah lagi, dengan trik dan siasat lain yang lebih ampuh, tujuannya agar para wanita menampak kan bagian aurat tubuhnya.

Pertama, Membuka Telapak Kaki dan Tumit.

Setan Berbisik kepada para wanita, “Baju panjang benar-benar membuat repot, kalau hanya dengan membelah sedikit bagiannya masih kurang leluasa, lebih enak kalau di potong saja hingga atas mata kaki.” Ini baru agak longgar. “Oh ada yang kelupaan, kalau kamu bakai baju demikian, maka jilbab yang besar tidak cocok lagi, sekarang kamu cari jilbab yang kecil agar lebih serasi dan gaul, toh orang tetap menamakannya dengan jilbab.”

Maka para wanita yang terpengaruh dengan bisikan ini buru-buru mencari model pakaian yang dimaksudkan. Tak ketinggalan sepatu hak tinggi, yang kalau untuk berjalan mengeluarkan suara yang menarik perhatian orang.

Kedua, Membuka Seperempat Hingga Separuh Betis

Terbuka telapak kaki telah biasa ia lakukan, dan ternyata orang-orang yang melihat juga tidak begitu peduli. Maka setan kembali berbisik, “Ternyata kebanyakan manusia menyukai apa yang kamu lakukan, buktinya mereka tidak bereaksi apa-apa, kecuali hanya beberapa orang.

Kalau langkah kakimu masih kurang leluasa, maka cobalah kamu cari model lain yang lebih enak, bukankah kini banyak rok setengah betis dijual di pasaran? Tidak usah terlalu mencolok, hanya terlihat kira-kira sepuluh senti saja.” Nanti kalau sudah terbiasa, baru kamu cari model baru yang terbuka hingga setengah betis.”

Benar-benar bisikan setan dan hawa nafsu telah menjadi penasehat pribadinya, sehingga apa yang saja yang dibisikkan setan dalam jiwanya dia turuti. Maka terbiasalah dia mema-kai pakaian yang terlihat separuh betisnya kemana saja dia pergi.

Ketiga, Terbuka Seluruh Betis

Kini di mata si wanita, zaman benar-benar telah berubah, setan telah berhasil membalikkan pandangan jernihnya. Terkadang sang wanita berpikir, apakah ini tidak menyelisihi para wanita di masa Nabi dahulu. Namun buru-buru bisikan setan dan hawa nafsu menyahut, “Ah jelas enggak, kan sekarang zaman sudah berubah, kalau zaman dulu para lelaki mengangkat pakaiannya hingga setengah betis, maka wanitanya harus menyelisihi dengan menjulurkannya hingga menutup telapak kaki, tapi kini lain, sekarang banyak laki-laki yang menurunkan pakaiannya hingga bawah mata kaki, maka wanitanya harus menyelisihi mereka yaitu dengan mengangkatnya hingga setengah betis atau kalau perlu lebih ke atas lagi, sehingga nampak seluruh betisnya.”

Tetapi… apakah itu tidak menjadi fitnah bagi kaum laki-laki,” gumamnya. “Fitnah? Ah itu kan zaman dulu, di masa itu kaum laki-laki tidak suka kalau wanita menampakkan auratnya, sehingga wanita-wanita mereka lebih banyak di rumah dan pakaian mereka sangat tertutup.

Tapi sekarang sudah berbeda, kini kaum laki-laki kalau melihat bagian tubuh wanita yang terbuka malah senang dan mengatakan ooh atau wow, bukankah ini berarti sudah tidak ada lagi fitnah, karena sama-sama suka? Lihat saja model pakaian di sana-sini, dari yang di emperan hingga yang yang bermerek kenamaan, seperti Kristian Dior, semuanya menawarkan model yang dirancang khusus untuk wanita maju di zaman ini. Kalau kamu tidak mengikuti model itu akan menjadi wanita yang ketinggalan zaman.”

Demikianlah, maka pakaian yang menampakkan seluruh betis biasa dia kenakan, apalagi banyak para wanita yang memakainya dan sedikit sekali orang yang mempermasalahkan itu. Kini tibalah saatnya setan melancarkan tahap terakhir dari siasatnya untuk melucuti hijab wanita.

III. Serba Mini

Setelah pakaian yang menampak kan betis menjadi pakaian sehari-hari dan dirasa biasa-biasa saja, maka datanglah bisikan setan yang lain. “Pakaian membutuhkan variasi, jangan itu-itu saja, sekarang ini modelnya rok mini, dan agar serasi rambut kepala harus terbuka, sehingga benar-benar kelihatan indah.”

Maka akhirnya rok mini yang menampakkan bagian bawah paha dia pakai, bajunya pun bervariasi, ada yang terbuka hingga lengan tangan, terbuka bagian dada sekaligus bagian punggung nya dan berbagai model lain yang serba pendek dan mini. Koleksi pakaiannya sangat beraneka ragam, ada pakaian pesta, berlibur, pakaian kerja, pakaian resmi, pakaian malam, sore, musim panas, musim dingin dan lain-lain, tak ketinggalan celana pendek separuh paha pun dia miliki, model dan warna rambut juga ikut bervariasi, semuanya telah dicoba.

Begitulah sesuatu yang sepertinya mustahil untuk dilakukan, ternyata kalau sudah dihiasi oleh setan, maka segalanya menjadi serba mungkin dan diterima oleh manusia.

Hingga suatu ketika, muncul ide untuk mandi di kolam renang terbuka atau mandi di pantai, di mana semua wanitanya sama, hanya dua bagian paling rawan saja yang tersisa untuk ditutupi, kemaluan dan buah dada. Mereka semua mengenakan pakaian yang sering disebut dengan “bikini”.

Karena semuanya begitu, maka harus ikut begitu, dan na’udzu billah bisikan setan berhasil, tujuannya tercapai, “Menelanjangi Kaum Wanita.” Selanjutnya terserah kamu wahai wanita, kalian semua sama, telanjang di hadapan laki-laki lain, di tempat umum. Aku berlepas diri kalau nanti kelak kalian sama-sama di neraka. Aku hanya menunjukkan jalan, engkau sendiri yang melakukan itu semua, maka tanggung sendiri semua dosamu” Setan tak mau ambil resiko.


Penutup
Demikian halus, cara yang digunakan setan, sehingga manusia terjeru-mus dalam dosa tanpa terasa. Maka hendaklah kita semua, terutama orang tua jika melihat gejala menyimpang pada anak-anak gadis dan para wanita kita sekecil apapun, segera secepatnya diambil tindakan. Jangan biarkan berlarut-larut, karena kalau dibiarkan dan telah menjadi kebiasaan, maka sangat sulit bagi kita untuk mengatasinya.

Membiarkan mereka membuka aurat berarti merelakan mereka mendapatkan laknat Allah, kasihanilah mereka, selamatkan para wanita muslimah, jangan jerumuskan mereka ke dalam kebinasaan yang menyeng-sarakan, baik di dunia maupun di akhirat. Wallahu a’lam bis shawab..

Semoga bermanfaat untuk kita semua ... Amiin Ya Rabb

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك



Sumber ide dan pokok pikiran:
" Lihat GAMBAR " Kitab “At ta’ari asy syaithani”, Adnan ath-Tharsyah "

Langkah Setan Menelanjangi Wanita ( Bag: 1 )


♥ ^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir zaman...Amma Ba'du


Setan dalam menggoda manusia memiliki berbagai macam strategi, dan yang sering dipakai adalah dengan memanfaatkan hawa nafsu, yang memang memiliki kecenderungan mengajak kepada keburukan (ammaratun bis su’).

Setan tahu persis kecenderungan nafsu kita, dia terus berusaha agar manusia keluar dari garis yang telah ditentukan Allah, termasuk melepaskan hijab atau pakaian musli-mah. Berikut ini tahapan-tahapannya.

I. Menghilangkan Definisi Hijab

Dalam tahap ini setan membisik-kan kepada para wanita, bahwa pakaian apapun termasuk hijab (penutup) itu tidak ada kaitannya dengan agama, ia hanya sekedar pakaian atau mode hiasan bagi para wanita. Jadi tidak ada pakaian syar’i, pakaian ya pakaian, apa pun bentuk dan namanya.

Sehingga akibatnya, ketika zaman telah berubah, atau kebudayaan manusia telah berganti, maka tidak ada masalah pakaian ikut ganti juga. Demikian pula ketika seseorang berpindah dari suatu negeri ke negeri yang lain, maka harus menyesuaikan diri dengan pakaian penduduknya, apapun yang mereka pakai.

Berbeda halnya jika seorang wanita berkeyakinan, bahwa hijab adalah pakaian syar’i (identitas keislaman), dan memakainya adalah ibadah bukan sekedar mode. Biarpun hidup kapan saja dan di mana saja, maka hijab syar’i tetap dipertahankan.

Apabila seorang wanita masih bertahan dengan prinsip hijabnya, maka setan beralih dengan strategi yang lebih halus. Caranya?

Pertama, Membuka Bagian Tangan

Telapak tangan mungkin sudah terbiasa terbuka, maka setan mem-bisik kan kepada para wanita agar ada sedikit peningkatan model yakni membuka bagian hasta (siku hingga telapak tangan). “Ah tidak apa-apa, kan masih pakai jilbab dan pakai baju panjang? Begitu bisikan setan. Dan benar sang wanita akhirnya memakai pakain model baru yang menampakkan tangannya, dan ternyata para lelaki yang melihat nya juga biasa-biasa saja. Maka setan berbisik,” Tuh tidak apa-apa kan?

Kedua, Membuka Leher dan Dada

Setelah menampakkan tangan menjadi kebiasaan, maka datanglah setan untuk membisikkan hal baru lagi. “Kini buka tangan sudah lumrah, maka perlu ada peningkatan model pakaian yang lebih maju lagi, yakni terbuka bagian atas dada kamu.” Tapi jangan sebut sebagai pakaian terbuka, hanya sekedar sedikit untuk mendapatkan hawa, agar tidak gerah. Cobalah! Orang pasti tidak akan peduli, sebab hanya bagian kecil saja yang terbuka.

Maka dipakailah pakaian model baru yang terbuka bagian leher dan dadanya dari yang model setengah lingkaran hingga yang model bentuk huruf “V” yang tentu menjadikan lebih terlihat lagi bagian sensitif lagi dari dadanya.

Ketiga, Berpakian Tapi Telanjang

Setan berbisik lagi, “Pakaian kok hanya gitu-gitu saja, cari model atau bahan lain yang lebih bagus! Tapi apa ya? Sang wanita bergumam. “Banyak model dan kain yang agak tipis, lalu bentuknya dibuat yang agak ketat biar lebih enak dipandang,” setan memberi ide baru.

Maka tergodalah si wanita, di carilah model pakaian yang ketat dan kain yang tipis bahkan transparan. “Nggak apa-apa kok, kan potongan pakaiannya masih panjang, hanya bahan dan modelnya saja yang agak berbeda, biar nampak lebih feminin,” begitu dia menambahkan. Walhasil pakaian tersebut akhirnya membudaya di kalangan wanita muslimah, makin hari makin bertambah ketat dan transparan, maka jadilah mereka wanita yang disebut oleh Nabi sebagai wanita kasiyat ‘ariyat (berpakaian tetapi telanjang).

Keempat, Agak di Buka Sedikit

Setelah para wanita muslimah mengenakan busana yang ketat, maka setan datang lagi. Dan sebagaimana biasanya dia menawarkan ide baru yang sepertinya segar dan enak, yakni dibisiki wanita itu, “Pakaian seperti ini membuat susah berjalan atau duduk, soalnya sempit, apa nggak sebaiknya di belah hingga lutut atau mendekati paha?” Dengan itu kamu akan lebih leluasa, lebih kelihatan lincah dan enerjik.”

Lalu dicobalah ide baru itu, dan memang benar dengan dibelah mulai bagian bawah hingga lutut atau mendekati paha ternyata membuat lebih enak dan leluasa, terutama ketika akan duduk atau naik ke jok mobil. “Yah tersingkap sedikit nggak apa-apa lah, yang penting enjoy,” katanya.

Inilah tahapan awal setan merusak kaum wanita, hingga tahap ini pakaian masih tetap utuh dan panjang, hanya model, corak, potongan dan bahan saja yang dibuat berbeda dengan hijab syar’i yang sebenarnya....

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك


Maka kini mulailah setan pada tahapan berikutnya ~> Bersambung . . .

74 Wasiat Untuk Para Pemuda


♥ ^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...


Segala puji bagi Allah yang berfirman:
”Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)

Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada rasul-Nya Muhammad yang bersabda:

“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.”

Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.

Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupun perbuatan.

2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.

3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.

4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.

5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.

6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.

7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.

8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.

9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.

10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.

11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi shalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).

12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.

13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.

14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.

15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.

16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.

17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.

18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.

19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.

20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.

21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.

22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.

23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.

24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.

25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.

26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.

27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah:
“Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)

28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.

29. Ucapkanlah “bismillah” ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah “alhamdulillah” apabila engkau telah selesai.

30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.

31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.

32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).

33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.

34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.

35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.

36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.
”Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)

37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.” (Luqman: 17) Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apa-apa yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.

38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.

39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman:
“Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)

40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.

41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.

42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.

43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.

44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.

45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.

46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.

47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.

48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.

49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.

50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu “assalamualaikum” dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.

51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.

52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.

53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.

54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.

55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.

56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.

57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.

58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.

59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.

60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.

61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.

62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.

63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.

64. Janganlah menggambar gambar manuasia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.

65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.

66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: “yarhamukallah” apabila dia mengucapkan: “alhamdulillah”

67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.

68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.

69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .

70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.

71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.

72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.

73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.

74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.

Semoga bermanfaat untuk kita semua ... Amiin Ya Rabb

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك



(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)

Arti Sebuah Cinta !!!



^Smile It's a Sunnah .
Bismillahir rohmaanir rohiim.
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...

Cinta bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memiliki rasa cinta yang bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita, harta, anak, kendaraan, rumah dan berbagai kenikmatan dunia lainnya merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia. Cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.

Kita sering mendengar kata yang terdiri dari lima huruf: CINTA. Setiap orang bahkan telah merasakannya, namun sulit untuk mendefinisikannya. Terlebih untuk mengetahui hakikatnya. Berdasarkan hal itu, seseorang dengan gampang bisa keluar dari jeratan hukum syariat ketika bendera cinta diangkat. Seorang pezina dengan gampang tanpa diiringi rasa malu mengatakan, “Kami sama-sama cinta, suka sama suka.” Karena alasan cinta, seorang bapak membiarkan anak-anaknya bergelimang dalam dosa. Dengan alasan cinta pula, seorang suami melepas istrinya hidup bebas tanpa ada ikatan dan tanpa rasa cemburu sedikitpun.

Demikianlah bila kebodohan telah melanda kehidupan dan kebenaran tidak lagi menjadi tolok ukur. Dalam keadaan seperti ini, setan tampil mengibarkan benderanya dan menabuh genderang penyesatan dengan mengangkat cinta sebagai landasan bagi pembolehan terhadap segala yang  dilarang Allah dan Rasul-Nya Muhammad  Allah berfirman :

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.” (Ali ‘Imran: 14)

Rasulullah dalam haditsnya dari shahabat Tsauban mengatakan : ‘Hampir-hampir orang-orang kafir mengerumuni kalian sebagaimana berkerumunnya di atas sebuah tempayan.’ Seseorang berkata: ‘Wahai Rasulullah, apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?’ Rasulullah  berkata: ‘Bahkan kalian saat itu banyak akan tetapi kalian bagaikan buih di atas air. Dan Allah benar-benar akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akan campakkan ke dalam hati kalian (penyakit) al-wahn.’ Seseorang bertanya: ‘Apakah yang  dimaksud dengan al-wahn wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab:  ’Cinta dunia dan takut mati.’ (HR. Abu Dawud no. 4297, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud no. 3610)

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan:
“Allah memberitakan dalam dua ayat ini (Ali ‘Imran: 13-14) tentang keadaan manusia kaitannya dengan masalah lebih mencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan Allah menjelaskan perbedaan yang besar antara dua negeri tersebut. Allah memberitakan bahwa hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak, dsb) dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka dan menancapkannya di dalam hati-hati mereka, semuanya berakhir kepada segala bentuk kelezatan jiwa.

Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikannya sebagai tujuan terbesar dari cita-cita, cinta dan ilmu mereka. Padahal semua itu adalah perhiasan yang sedikit dan akan hilang dalam waktu yang sangat cepat.”

Definisi Cinta
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulit diraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)

Hakikat Cinta
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.

Cinta kepada Allah
Cinta yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: “Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada mereka:

“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)

Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda (cinta kepada Allah) adalah mengikuti Rasulullah, faidah dan buahnya adalah kecintaan Allah kepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti Rasulullah, maka kecintaan Allah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.”

Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik  :
“Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)

Ibnul Qayyim mengatakan 
bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluh perkara:

Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (ke langit dunia).
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.
Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah. (Madarijus Salikin, 3/18, dengan ringkas)

Cinta adalah Ibadah
Sebagaimana telah lewat, cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi dalam agama sebagaimana ibadah-ibadah  berfirman:Iyang lain. Allah

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 7)

“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)

Adapun dalil dari hadits Rasulullah adalah hadits Anas yang telah disebut di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”

Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:

Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.

Kedua, cinta syirik.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman :
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)

Ketiga, cinta maksiat.
Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:
“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)

Keempat, cinta tabiat.
Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang Idibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah   berfirman:
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.”


Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.

Buah cinta
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: “Ketahuilah bahwa yang menggerakkan hati menuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dan cinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.” (Majmu’ Fatawa, 1/95)

Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di menyatakan: “Dasar tauhid dan ruhnya adalah keikhlasan dalam mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan dan peribadatan kepada-Nya, bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurna tauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid, hal. 110)

Bila kita ditanya bagaimana hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak boleh mengatakan haram dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannya perlu dirinci.

Pertama, bila dia mencintai selain Allah lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Allah maka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.

Kedua, bila dengan cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat maka cinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.

Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang seperti ini diperbolehkan.Wallahu a’lam Bishawab .
Semoga bermanfaat untuk kita semua ... Amiin Ya Rabb


سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْك




Penulis: Al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah An-Nawawi