Jumat, 04 Februari 2011

Bahaya Fitnah !!!

Bismillahir rohmaanir rohiim..
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

HATI adalah organ paling utama dalam tubuh manusia dan nikmat paling agung diberikan Allah sebagai titik untuk menilai keikhlasan.
Di hati lahirnya niat yang menjadi penentu sesuatu amalan diterima sebagai pahala atau sebaliknya.
Hati perlu dijaga dan dipelihara dengan baik supaya tidak rosak, sakit, buta, keras dan tidak mati bagi mengelak penyakit masyarakat yang berpunca daripada hati.

Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam diutus Allah sebagai penebar Rahmat bagi semesta Alam :
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta Alam.(QS 21: 107).

Maka tidaklah mengherankan kalau sejarah mencatat kemuliaan akhlaknya. Seluruh perjalanan hidupnya dicatat para sahabat,
lalu dibukukan oleh ulama ahli hadist dan dijadikan dasar hukum bagi kehidupan seluruh umat Islam.
Bahkan Allah sendiri memberikan pujian atas keagungan akhlaknya :

Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu Rahasiakan dan yang kamu nyatakan.
Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati.
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(QS 68: 4):

Istri beliau A'isyah ketika ditanya tentang akhlak beliau menjawab:
Kana khuluquhul-qur'an. (Akhlaknya adalah Al Qur'an). Pikiran, ucapan, dan perbuatannya selalu terkendali sesuai dengan nilai-nila moral yang diajarkan Allah di dalam Al Qur'an.

Bahkan, seperti diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, khusus terhadap perkataan beliau menasehatkan:  
Man kana yu'minu billahi walyaumil akhir falyaqul khairan au liyaskut :
(Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata baik atau diam).

Orang yang suka berkata dusta, berjanji mengingkari dan dipercaya berkhianat dikelompokkannya ke dalam golongan orang munafik yang akan masuk neraka pada lapisan yang paling bawah :
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.
(QS 4: 145).


Nilai-nilai moral yang diajarkan Islam untuk semesta alam ini sangat mulia. Namun demikian nila-nilai moral itu sering diabaikan begitu saja. Hanya karena dibakar kedengkian seseorang tega memfitnah tetangganya, sehingga terjadi pertengkaran dan boleh jadi diakhiri dengan perceraian. Kadang hanya karena ambisi untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi orang tega memfitnah atasannya sehingga menghancurkan karirnya. Taktik busuk menebarkan fitnah untuk kepentingan pribadi atau golongan ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Orang Islam harus berlaku waspada. Waspada untuk tidak berbuat fitnah dan waspada dalam menghadapi fitnah fihak lain.

Mereka tidak menyadari akibat buruk yang akan terjadi karena fitnah tersebut. Sering di luar dugaan, bahkan di luar kontrol. Sayang masih saja ada orang yang dengan senang menari-nari di atas kesusahan orang lain karena fitnahnya. Padahal masih banyak bahan berita yang bisa diangkat dan mendatangkan berkah bagi banyak orang. Sebagai bangsa yang berakhlak kita harus mendahulukan berita-berita yang mendatangkan berkah bagi banyak orang daripada yang menyebabkan terjadinya mushibah.

Kalau kita pikirkan lebih dalam dampak buruknya dapat menghancurkan karir dan masa depan seseorang, dapat menghancurkan rumah tangga, organisasi dan perusahaan, bahkan dapat menghancurkan sebuah negara sekalipun. Maka pantas kalau Allah memperingatkan bahwa fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan :

Dosa membuat fitnah digolongkan sebagai dosa sesama manusia. Justeru, dosa itu tidak akan diampunkan Allah, melainkan orang yang difitnah itu memberi keampunan terhadap perbuatan itu.

Justeru, Allah memberi peringatan mengenai bahaya fitnah. Firman-Nya yang bermaksud: 
Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhannya.(QS.Al-Baqarah, ayat 191)

Hidup di dunia ini hanya sebentar, sedang kehidupan akheratlah yang kekal. Jangan sampai karena kesalahan yang sepele, yang mestinya kita dapat menghindari, akhirnya menyebabkan kita masuk ke dalam siksa neraka selama-lamanya. Untuk itu mari kita sama-sama kendalikan lidah kita supaya tidak menebarkan fitnah dan supaya tidak saling membantu dalam menebarkan fitnah.

Rasulullah Sallallhu 'Alaihi Wasallam memperingatkan:  
Inna aktsara khathaya ibni adama fi lisanihi (Sesungguhnya kebanyakan dosa anak Adam berada pada lidahnya)(HR Bukhari-Muslim).

Banyak pihak yang turut terbabit menyebar fitnah sebenarnya tidak mempunyai sebarang kepentingan berkaitannya.Tetapi, disebabkan amalan menyebar fitnah sudah menjadi kebiasaan, banyak yang turut menyertainya dan seperti mendapat kepuasan daripada perbuatan itu.

Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam bersabda bermaksud:
Adakah kamu semua mengetahui apakah ghibah (mengumpat)? Sahabat menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. Lalu Baginda meneruskan sabdanya: Kamu berkata mengenai saudara kamu perkara yang tidak disenanginya. Lalu ditanya oleh seorang sahabat: Walaupun saya berkata perkara yang benar-benar berlaku pada dirinya?Rasulullah bersabda lanjut: Jika kamu berkata mengenai perkara yang benar-benar berlaku pada dirinya bererti kamu mengumpatnya, jika perkara yang tidak berlaku pada dirinya bererti kamu memfitnahnya.
(Hadis riwayat Abu Hurairah)

Larangan mencari dan membocorkan rahsia orang lain jelas dilarang Allah seperti dijelaskan dalam firman-Nya bermaksud:
Dan janganlah kamu mengintip atau mencari-cari kesalahan dan keaiban orang lain.
(QS. Al-Hujurat, ayat 12)

Fitnah biasanya disebarkan bertujuan memburukkan individu atau kumpulan. Pada masa sama, perbuatan itu dapat menonjolkan dirinya sebagai lebih baik dan lebih layak berbanding orang yang diburukkan itu.

Firman Allah bermaksud:
Wahai orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidik (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara tidak diingini, dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menyebabkan kamu menyesali perkara yang kamu lakukan.
(QS.Al-Hujurat, ayat 6)

Dosa menyebar fitnah umpama Api membakar Ranting kering kerana ia cepat merebak dan akan menjadi abu sepenuhnya.Dosa menyebar fitnah menyebabkan pahala terdahulu dihilangkan sehinggakan penyebar fitnah akan menjadi muflis di akhirat nanti.

Begitu buruknya dampak fitnah, maka pantas kalau Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam menjamin untuk mendapatkan Syurga bagi orang yang dapat mengendalikan mulutnya dan kemaluannya.Termasuk tentunya mengendalikan mulut untuk tidak mengeluarkan fitnah.

Hakikatnya, Dosa membuat fitnah menjauhkan diri dari syurga.
Sabda Rasulullah Sallallhu'alaihi Wasallam bermaksud:  
Tidak masuk syurga orang yang suka menyebarkan fitnah. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mengendalikan lidah kita demi keselamatan kita dunia akherat. Amin.

Jika ada yg bnar s'mata2 hanya dari Allah Azza Wa Jalla sdangkan jika ada yg salah krena kesalahan saya yg dhoif ini..Wallahu'alam Bishawab ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar